Stock On Hand Adalah : Manfaat dan Cara Menghitungnya – Pentingnya mengetahui arti Stock on Hand bagi pebisnis maupun bagi para pelaku usaha yang bergerak di sektor perdagangan barang.
Informasi mengenai jumlah stok menjadi bagian penting dalam sebuah bisnis, malahan memiliki kaitannya dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu sebagai pelaku usaha wajib mengetahui beberapa konsep salah satunya adalah Stok On Hand.
Meskipun terdengar teknis, konsep ini berhubungan langsung dengan aktivitas operasional sehari-hari terutama dalam manajemen gudang, perencanaan penjualan, hingga pengelolaan cash flow.Â
Mengetahui secara pasti berapa jumlah stok yang tersedia dapat membantu mencegah resiko kehabisan barang, sekaligus menghindari penumpukan produk yang tidak diperlukan.
Table of Contents
ToggleApa Arti Stock on Hand
Secara sederhana, stock on hand adalah jumlah barang yang secara fisik tersedia dan siap digunakan atau dijual.Â
Barang ini telah tersimpan di dalam gudang, toko, atau fasilitas penyimpanan lain dan dapat langsung diakses kapanpun saat dibutuhkan.Â
Dalam konteks manajemen persediaan, stock on hand menjadi indikator utama yang menunjukkan seberapa besar kapasitas operasional yang dimiliki perusahaan pada waktu tertentu.
Perlu dibedakan antara stock on hand dan barang yang masih dalam proses pengadaan. Barang yang masih dipesan atau sedang dikirim belum bisa dikategorikan sebagai stock on hand karena belum benar-benar berada dalam penguasaan fisik perusahaan.Â
Misalnya, jika perusahaan memiliki 1.000 unit produk di gudang pusat dan semuanya berada dalam kondisi layak jual, maka itulah yang disebut stock on hand.
Keberadaan informasi ini menjadi sangat vital karena menentukan sejauh mana kesiapan perusahaan dalam melayani permintaan pasar.Â
Tanpa data yang akurat mengenai stock on hand, perencanaan penjualan dan distribusi bisa terganggu.Â
Selain itu, data ini juga menjadi acuan dalam menetapkan strategi pengadaan barang, mengatur jadwal produksi, hingga meminimalkan risiko kehabisan stok yang dapat berdampak pada kepuasan pelanggan dan potensi kerugian penjualan.
Baca Juga : Cek Tarif Cargo Udara Termurah dengan Gratis Jemput
Manfaat Stock on Hand dalam warehouse management
Mengetahui jumlah stok barang yang tersedia dalam gudang lewat data dari Stock on Hand merupakan bagian krusial dalam pengelolaan gudang (warehouse management).
Dengan informasi ini, kamu dapat mengambil keputusan yang lebih cepat dan tepat, baik dari sisi operasional harian maupun strategi jangka panjang.Â
Berikut beberapa manfaat penting dari Stock on Hand dalam konteks pengelolaan gudang :
Baca Juga :
Memastikan Ketersediaan Barang
Dengan adanya data stock on hand yang akurat, perusahaan dapat mengetahui secara real-time barang apa saja yang masih tersedia.Â
Hal ini membantu mencegah terjadinya kekurangan stok yang bisa berdampak pada terhentinya proses produksi atau tidak terpenuhinya permintaan konsumen.Â
Dalam bisnis ritel maupun manufaktur, keterlambatan akibat stok kosong dapat mengganggu arus kas dan menurunkan reputasi perusahaan.
Mencegah Overstocking
Sebaliknya, kelebihan stok atau overstock juga menjadi persoalan yang tidak bisa dianggap remeh. Barang yang terlalu lama disimpan bisa mengalami penurunan kualitas, kadaluarsa untuk barang tertentu, hingga penyusutan nilai.Â
Dengan mengontrol stock on hand, perusahaan dapat menghindari penumpukan barang yang tidak perlu, sekaligus menekan biaya operasional seperti sewa gudang, tenaga kerja tambahan, dan risiko kerusakan.
Baca Juga : Apa Itu FCL dan Perbedaan dengan LCL Pada Logistik
Perencanaan Operasional dan Strategis
Data stok yang terkelola dengan baik memberikan landasan yang kuat bagi perencanaan. Perusahaan bisa menyusun jadwal pemesanan ulang (reorder point), menentukan jumlah produksi sesuai kapasitas pasar, serta menyesuaikan frekuensi pengadaan barang.Â
Semua ini berujung pada efisiensi yang lebih tinggi dan pengurangan pemborosan, baik dari sisi waktu maupun anggaran.
Memenuhi Permintaan Pelanggan
Ketersediaan barang yang sesuai dengan permintaan menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan konsumen.Â
Ketika pelanggan datang dan barang yang mereka butuhkan tersedia tanpa perlu menunggu, pengalaman mereka akan meningkat.Â
Dengan dukungan informasi stock on hand, perusahaan dapat lebih responsif dan gesit dalam memenuhi pesanan atau permintaan pasar.
Mengontrol Biaya
Pengelolaan stock on hand yang baik membantu perusahaan menjaga agar biaya tidak membengkak.Â
Stok yang berlebih atau kurang akan sama-sama berdampak pada biaya entah itu karena penyimpanan, kehilangan peluang penjualan, atau pemborosan dalam rantai suplai.Â
Informasi yang akurat mengenai stok memungkinkan tim keuangan dan operasional menyesuaikan anggaran secara lebih efisien dan rasional.
Baca Juga : Loading Barang Artinya? 5 Hal Penting yang Wajib Kamu Tahu
Hal yang Mempengaruhi Stock on Hand
Jumlah stock on hand atau persediaan yang tersedia secara fisik di gudang bisa berubah dari waktu ke waktu. Perubahannya tidak terjadi begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting yang saling berkaitan. Memahami apa saja yang mempengaruhi jumlah stok ini sangat berguna, khususnya bagi pelaku usaha yang ingin menjaga kestabilan suplai barang.
Perubahan Permintaan Konsumen
Salah satu penyebab utama naik-turunnya jumlah stok adalah permintaan dari pasar. Ketika permintaan produk meningkat secara mendadak, misalnya saat momen promosi atau tren musiman, stok barang akan lebih cepat berkurang.Â
Kalau stok tidak disesuaikan dengan kondisi ini, perusahaan bisa kehabisan barang sebelum sempat memenuhi semua pesanan. Sebaliknya, jika permintaan turun, barang bisa menumpuk dan malah menjadi beban.
Lamanya Proses Pengadaan dari Pemasok
Setiap barang yang dipesan dari supplier tentu memerlukan waktu sebelum sampai ke gudang, inilah yang disebut sebagai lead time.Â
Jika waktu tunggunya terlalu lama, perusahaan biasanya harus menyimpan stok tambahan untuk berjaga-jaga.Â
Apalagi jika pemasok berasal dari luar kota atau luar negeri, dimana keterlambatan sering terjadi karena faktor pengiriman, dokumen, atau cuaca.
Polanya Pengadaan Barang
Cara perusahaan memesan barang juga mempengaruhi berapa banyak stok yang harus disimpan.Â
Kalau pemesanan dilakukan secara rutin dalam jumlah kecil, stok yang tersimpan pun cenderung sedikit.Â
Sebaliknya, perusahaan yang hanya belanja dalam jumlah besar tapi jarang, tentu harus menyediakan ruang lebih untuk menyimpan barang dalam waktu lama.Â
Pola seperti ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan, kapasitas gudang, dan karakter produk yang dijual.
Ketepatan Sistem dan Catatan Inventaris
Masalah yang kerap muncul dalam pengelolaan stok adalah ketidaksesuaian antara data di sistem dengan kondisi nyata di lapangan.Â
Bisa jadi di sistem tercatat masih ada 200 unit barang, padahal di gudang stoknya sudah habis. Hal seperti ini biasanya terjadi karena input data yang keliru atau sistem manajemen stok yang belum berjalan maksimal.Â
Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pengecekan fisik secara berkala dan menggunakan sistem pencatatan yang andal dan mudah dipantau.
Kebijakan Internal Perusahaan
Setiap bisnis memiliki kebijakan berbeda dalam mengatur stok. Ada yang menerapkan sistem stok minimum agar tidak menyimpan terlalu banyak barang, sementara yang lain memilih menyimpan cadangan lebih sebagai antisipasi permintaan tinggi.Â
Kebijakan ini tentu akan memengaruhi jumlah barang yang disiapkan di gudang sehari-hari. Keputusan ini biasanya ditentukan oleh jenis bisnis, nilai barang, serta ritme permintaan.
Kondisi Eksternal dan Musiman
Beberapa faktor dari luar juga dapat mengganggu ketersediaan stok. Misalnya, saat terjadi libur panjang, distribusi barang biasanya terhambat.Â
Belum lagi jika ada faktor cuaca ekstrem, gangguan jalur distribusi, atau situasi ekonomi tertentu yang membuat permintaan naik-turun drastis.Â
Kondisi seperti ini perlu dipertimbangkan agar stok yang ada tidak terlalu sedikit atau justru berlebihan.
Perbedaan Stock on Hand dan Stock in Hand
Dalam pengelolaan persediaan barang, terdapat sejumlah istilah yang terdengar mirip tetapi memiliki makna yang tidak sepenuhnya sama.Â
Salah satu contoh yang kerap membingungkan adalah stock on hand dan stock in hand. Keduanya sama-sama berkaitan dengan ketersediaan barang, namun digunakan dalam konteks yang berbeda.Â
Memahami perbedaan ini penting, terutama bagi pelaku usaha dan staf gudang yang terlibat dalam proses pencatatan dan pelaporan stok.
Stock on Hand: Fokus pada Ketersediaan Fisik dan Siap Pakai
Istilah stock on hand merujuk pada jumlah barang yang benar-benar tersedia secara fisik di lokasi tertentu baik di gudang, toko, atau tempat penyimpanan lain.Â
Barang-barang ini sudah dalam kondisi siap untuk dijual, dikirim, atau digunakan dalam proses produksi.Â
Artinya, stok tersebut sudah melalui proses pengadaan dan tidak lagi dalam perjalanan ataupun tertahan karena alasan tertentu.
Contoh sederhananya, jika gudang pusat menyimpan 300 unit produk dan semuanya dapat diakses kapan saja, maka angka itulah yang masuk ke dalam perhitungan stock on hand.Â
Dalam sistem manajemen gudang, data ini menjadi dasar dalam mengambil keputusan operasional, seperti melakukan pengiriman, memenuhi pesanan, atau menyusun strategi pemesanan ulang barang.
Stock in Hand: Berkaitan dengan Kepemilikan atau Aset yang Dikuasai
Sementara itu, stock in hand lebih mengacu pada total stok yang dimiliki oleh suatu perusahaan, baik yang tersedia secara fisik maupun yang sedang dalam proses administrasi.Â
Dalam beberapa konteks, istilah ini digunakan untuk merujuk pada stok yang masih tercatat dalam pembukuan sebagai aset, termasuk yang belum sampai ke lokasi penyimpanan akhir, misalnya masih berada di kendaraan pengangkut, atau sedang dikemas di pabrik.
Dengan kata lain, stock in hand adalah istilah yang lebih bersifat akuntansi dan menyangkut aspek kepemilikan.Â
Barang yang sudah dibeli tetapi belum tiba di gudang bisa termasuk dalam kategori ini, asalkan telah tercatat sebagai milik perusahaan.Â
Hal ini penting untuk laporan keuangan dan penilaian nilai persediaan dalam neraca.
Cara Menghitung Stock on Hand
Menghitung stock on hand merupakan langkah penting dalam pengelolaan persediaan, karena menentukan seberapa banyak barang yang tersedia dan siap digunakan atau dijual. Perhitungan ini perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga akurasi data inventaris.
Berikut adalah rumus dasar dan langkah-langkah dalam menghitungnya:
Stock on Hand = Stock Awal + Barang Masuk – Barang Keluar
Stock Awal: Jumlah barang yang tersedia di awal periode.
Barang Masuk: Jumlah unit barang yang diterima selama periode berjalan misalnya dari supplier atau hasil produksi.
Barang Keluar: Jumlah unit barang yang sudah dijual, dikirim, atau digunakan selama periode yang sama.
Contohnya :
Misalnya, pada awal bulan, sebuah perusahaan memiliki 1.200 unit produk di gudang. Selama bulan berjalan, perusahaan menerima 800 unit tambahan dari pemasok dan mengeluarkan 1.000 unit untuk penjualan.
Stock on Hand = 1.200 + 800 – 1.000 = 1.000 unit
Yang berarti, masih terdapat 1.000 unit produk yang siap dijual atau digunakan.
Ada juga beberapa pertimbangan lain yang perlu di perhitungkan seperti :
Barang Rusak atau Hilang: Jika ada barang yang rusak atau hilang, jumlah tersebut harus dikurangkan dari stock on hand.
Barang dalam Proses Produksi: Tidak dihitung sebagai stock on hand hingga proses produksi selesai dan barang tersedia di gudang.
Barang dalam Pengiriman: Stok yang masih dalam perjalanan belum dihitung, karena belum bisa diakses secara langsung.